Ditulis oleh Dr. dr. Barita Sitompul SpJP
Setiap pagi kalau kita tinggal didekat mesjid maka akan terbangun
mendengar adzan subuh, yang menyuruh kita untuk melaksanakan shalat
subuh. Bagi mereka yang beriman segera saja melemparkan selimut dan
segera wudhu dan shalat baik di rumah masing-masing atau ke mushalla
atau masjid terdekat dengan berjalan kaki.
Mungkin menjadi pertanyaan mengapa Tuhan memerintahkan kita bangun
pagi dan shalat subuh? Berbagai jawaban dari semua disiplin ilmu
tentunya akan banyak dijumpai dan membedah serta memberikan jawaban akan
manfaat shalat subuh itu. Dibawah akan diulas sedikit mengani manfaat
shalat subuh, instruksi Allah sejak 1400 tahun yang lalu.
Dalam adzan subuh juga akan terdengar kalimat lain dibandingkan
dengan kalimat-kalimat yang dikumandangkan muazin untuk waktu-waktu
shalat selanjutnya. Kalimat yang terdengar berbeda dan tidak ada pada
azan di lain waktu adalah “ash shalatu khairun minan naum”.
Arti kalimat itu adalah shalat itu lebih baik dari pada tidur.
Pernahkah kita mencoba sedikit saja menghayati kalimat “ash shalatu
khairun minan naum”?
Mengapa kalimat itu justru dikumandangkan hanya pada shalat subuh,
tatkala kita semua sedang terlelap, dan bukan pada adzan untuk shalat
lain.
Sangat mudah bagi kita semua mengatakan bahwa shalat subuh memang
baik karena menuruti perintah Allah SWT, Tuhan semesta Alam, Apapun
perintahnya pasti bermanfaat bagi kehidupan manusia. Tetapi disisi mana
manfaat i tu? Apa supaya waktu banyak untuk mencari rezeki, tidak
ketinggalan kereta atau bus karena macet? Pada waktu dulukan belum ada
desak-desakan seperti sekarang semua masih lancar, untuk itu tinjauan
dari sisi kesehatan kardiovaskular masih menarik untuk dicermati
Untuk tidak berpanjang kata, maka dikemukakan data bahwa shalat subuh
bermanfaat karena dapat mengurangi kecenderungan terjadinya gangguan
kardiovaskular.
Pada studi MILIS, studi GISSI 2 dan studi-studi lain di luar negeri,
yang dipercaya sebagai suatu penelitian yang shahih maka dikatakan
puncak terjadinya serangan jantung sebagian besar dimulai pada jam 6
pagi sampai jam 12 siang. Mengapa demikian? Karena pada saat itu sudah
terjadi perubahan pada sistem tubuh dimana terjadi kenaikan tegangan
saraf simpatis (istilah Cina:Yang) dan penurunan tegangan saraf
parasimpatis (YIN). Tegangan simpatis yang meningkat akan menyebabkan
kita siap tempur, tekanan darah akan meningkat, denyutan jantung lebih
kuat dan sebagainya.
Pada tegangan saraf simpatis yang meningkat maka terjadi penurunan
tekanan darah, denyut jantung kurang kuat dan ritmenya melambat. Terjadi
peningkatan aliran darah ke perut untuk menggiling makanan dan
berkurangnya aliran darah ke otak sehingga kita merasa mengantuk,
pokoknya yang cenderung kepada keadaan istirahat.
Pada pergantian waktu pagi buta (mulai pukul 3 dinihari) sampai siang
itulah secara diam-diam tekanan darah berangsur naik, terjadi
peningkatan adrenalin yang berefek meningkatkan tekanan darah dan
penyempitan pembuluh darah (efek vasokontriksi) dan meningkatkan sifat
agregasi trombosit (sifat saling menempel satu sma lain pada sel
trombosit agar darah membeku) walaupun kita tertidur.
Aneh bukan? Hal ini terjadi pada semua manusia, setiap hari termasuk
anda dan saya maupun bayi anda. Hal seperti ini disebut sebagai ritme
Circardian/Ritme sehari-hari, yang secara kodrati diberikan Tuhan kepada
manusia. Kenapa begitu dan apa keuntungannya Tuhan yang berkuasa
menerangkannya saat ini.
Namun apa kaitannya keterangan di atas dengan kalimat “ash shalatu khairun minan naum”? Shalat subuh lebih baik dari tidur?
Secara tidak langsung hal ini dapat dirunut melalui penelitian Furgot
dan Zawadsky yang pada tahun 1980 dalam penelitiannya mengeluarkan
sekelompok sel dinding arteri sebelah dalam pada pembuluh darah yang
sedang diseledikinya (dikerok).
Pembuluh darah yang normal yang tidak dibuang sel-sel yang melapisi
dinding bagian dalamnya akan melebar bila ditetesi suatu zat kimia
yaitu: Asetilkolin. Pada penelitian ini terjadi keanehan, dengan
dikeluarkannya sel-sel dari dinding sebelah dalam pembuluh darah itu,
maka pembuluh tadi tidak melebar kalau ditetesi asetilkolin.
Penemuan ini tentu saja menimbulkan kegemparan dalam dunia kedokteran.
“Jadi itu toh yang menentukan melebar atau menyempitnya pembuluh
darah, sesuatu penemuan baru yang sudah sekian lama, sekian puluh tahun
diteliti tapi tidak ketemu”.
Penelitian itu segera diikuti penelitian yang lain diseluruh dunia
untuk mengetahui zat apa yang ada didalam sel bagian dalam pembuluh
darah yang mampu mengembangkan/melebarkan pembuluh itu. Dari sekian ribu
penelitian maka zat tadi ditemukan oleh Ignarro serta Murad dan disebut
NO/Nitrik Oksida. Ketiga penelitian itu Furchgott dan Ignarro serta
Murad mendapat hadiah NOBEL tahun 1998.
Zat NO selalu diproduksi, dalam keadaan istirahat tidur pun selalu
diproduksi, namun produksi dapat ditingkatkan oleh obat golongan
Nifedipin dan nitrat dan lain-lain tetapi juga dapat ditingkatkan dengan
bergerak, dengan olahraga. Efek Nitrik oksida yang lain adalah mencegah
kecenderungan membekunya darah dengan cara mengurangi sifat
agregasi/sifat menempel satu sama lain dari trombosit pada darah kita.
Jadi kalau kita kita bangun tidur pada pagi buta dan bergerak, maka
hal itu akan memberikan pengaruh baik pada pencegahan gangguan
kardiovaskular. Naiknya kadar NO dalam darah karena exercise yaitu wudhu
dan shalat sunnah dan wajib, apalagi bila disertai berjalan ke mesjid
merupakan proteksi bagi pencegahan kejadian kardiovaskular.
Selain itu patut dicatat bahwa pada posisi rukuk dan sujud terjadi
proses mengejan, posisi ini meningkatkan tonus parasimpatis (yang
melawan efek tonus simpatis). Dengan exercise tubuh memproduksi NO untuk
melawan peningkatan kadar zat adrenalin di atas yang berefek
menyempitkan pembuluh darah dan membuat sel trombosit darah kita jadi
bertambah liar dan inginnya rangkulan terus.
Demikianlah kekuasaan Allah, ciptaannya selalu dalam berpasang-pasangan, siang-malam, panas-dingin, dan NO-Kontra anti NO.
Allah, sudah sejak awal Islam datang menyerukan shalat subuh. Hanya
saja Allah tidak secara jelas menyatakan manfaat akan hal ini karena
tingkat ilmu pengetahuan manusia belum sampai dan masih harus mencarinya
sendiri walaupun harus melalui rentang waktu ribuan tahun. Petunjuk
bagi kemaslahatan umat adalah tanda kasihNya pada hambaNya. Bukti
manfaat instruksi Allah baru datang 1400 tahun kemudian. Allahu Akbar.
Mudah-mudahan mulai saat ini kita tidak lagi memandang sholat sebagai
perintahNya akan tetapi memandangnya sebagai kebutuhan kita. Sehingga
tidak merasa berat dan terpaksa dalam menjalankan ibadah dan selalu
shalat subuh didahului dengan shalat sunnah dan kalau dapat jalan ke
mesjid.
Selamat shalat subuh dengan penuh rasa syukur pada Allah akan karunia ini. Amien.
***
Dikutip dari milis Kajian Kassel.
Sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar